Uncategorized

Penjelasan Dan Bantahan Terhadap Kandungan Tulisan Muhammad Al Imam Yang Berisi Tuduhan

  

Penjelasan Dan Bantahan

Terhadap Kandungan Tulisan

Muhammad Al Imam Yang Berisi Tuduhan

 

Ditulis Oleh:

Asy Syaikh Al ‘Allamah Abu Abdirrohman

Yahya Bin Ali Al Hajuriy

حفظه الله

 

Diterjemahkan Oleh:

Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Jawiy

Dan Abu Umar Ahmad Rifa’i Al Jawiy

Semoga Alloh memaafkan keduanya


 

بسم الله الرحمن الرحيم

Judul asli:

“At Tabyin Wal Inkar ‘Ala Ma Tadhommanahu Kalam Muhammad Al Imam Al Musamma Bil Ikhtishor”

 

Terjemah bebas:

“Penjelasan Dan Bantahan Terhadap Kandungan Tulisan Muhammad Al Imam Yang Berisi Tuduhan”

 

Ditulis Oleh:

Asy Syaikh Al ‘Allamah Abu Abdirrohman

Yahya Bin Ali Al Hajuriy

حفظه الله

 

Diterjemahkan Oleh:

Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Jawiy

Dan Abu Umar Ahmad Rifa’i Al Jawiy

Semoga Alloh memaafkan keduanya


 

بسم الله الرحمن الرحيم

Pengantar Penerjemah

 

الحمد لله وأشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا عبده ورسوله اللهم صل وسلم على محمد وعلى آله أجمعين أما بعد:

            Sebagian ikhwah yang mulia dan cemburu pada agamanya mengirimkan kepada kami cercaan-cercaan para hizbiyyin dengan bertopang pada risalah Muhammad bin Abdillah Ar Roimiy yang dijuluki sebagai “Al Imam”, dan menginginkan dari kami untuk mengirimkan bantahan.

            Maka dalam kesempatan ini kami mengirimkan terjemah bantahan Asy Syaikh Yahya bin Ali Al Hajuriy حفظه الله untuk bagian yang pertama, semoga bermanfaat dan diberkahi.


بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله، وأشهد أن لا إله إلا الله، والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن تبع هداه أما بعد:

Maka sesungguhnya kita memuji Alloh عز وجل atas nikmat-nikmat-Nya yang terus bersambung, maka Dialah yang berfirman:

{ وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ } [النحل: 53]

“Dan kenikmatan apapun yang ada pada kalian maka itu adalah dari Alloh, kemudian jika kalian tertimpa bahaya maka hanya kepada-Nya sajalah kalian mohon pertolongan.”

            Dan nikmat-nikmat Alloh عز وجل itu banyak, perlu penjagaan dengan cara taat kepada Alloh عز وجل . dan sebaik-baik cara yang dengannya nikmat-nikmat itu terpelihara adalah dengan ilmu, pengajaran, sunnah dan ikhlas kepada Alloh عز وجل dan ittiba’ (pengikutan) yang benar serta setia kepada kebenaran dan kejujuran. Alloh subhanahu wata’ala berfirman:

{وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ } [إبراهيم: 7]

 . “Dan ingatlah ketika Robb kalian mengumumkan: jika kalian bersyukur maka aku akan menambahi nimkat pada kalian, tapi jika kalian kufur maka sungguh siksaan-Ku itu amat pedih.”

            Dan hendaknya dikatehui bahwasanya nikmat-nikmat itu barangsiapa berupaya untuk merubahnya, maka Alloh akan menghukumnya. Alloh subhanahu wata’ala berfirman:

ö@y™ ûÓÍ_t/ Ÿ@ƒÏäÂuŽó Î) öNx. Oßg»oY÷s?#uä ô`ÏiB ¥ptƒ#uä 7puZÉit/ 3 `tBur öAÏd‰t7ムspyJ÷èÏR «!$# .`ÏB ω÷èt/ $tB çmø?uä!%y` ¨bÎ*sù ©!$# ߉ƒÏ‰x© É>$s)Ïèø9$# ÇËÊÊÈ  

“Tanyakanlah kepada Bani Israil: “Berapa banyaknya tanda-tanda (kebenaran) yang nyata, yang telah Kami berikan kepada mereka”. dan barangsiapa yang menukar nikmat Alloh setelah datang nikmat itu kepadanya, maka sesungguhnya Alloh sangat keras siksa-Nya.”

            Dan hendaknya diketahui bahwasanya nikmat-nikmat itu tidak hilang kecuali dengan sebab-sebab yang merubahnya. Alloh عز وجل berfirman:

y7Ï9ºsŒ  cr’Î/ ©!$# öNs9 à7tƒ #ZŽÉitóãB ºpyJ÷èÏoR $ygyJyè÷Rr& 4’n?tã BQöqs% 4Ó®Lym (#rçŽÉitóム$tB öNÍkŦàÿRr’Î/   žcr&ur ©!$# ìì‹ÏJy™ ÒOŠÎ=tæ ÇÎÌÈ  

“(siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Alloh sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri”

 

¼çms9 ×M»t7Ée)yèãB .`ÏiB Èû÷üt/ Ïm÷ƒy‰tƒ ô`ÏBur ¾ÏmÏÿù=yz ¼çmtRqÝàxÿøts† ô`ÏB ̍øBr& «!$# 3 žcÎ) ©!$# Ÿw çŽÉitóム$tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçŽÉitóム$tB öNÍkŦàÿRr’Î/ 3 !#sŒÎ)ur yŠ#u‘r& ª!$# 5Qöqs)Î/ #[äþqߙ Ÿxsù ¨ŠttB ¼çms9 4 $tBur Oßgs9 `ÏiB ¾ÏmÏRrߊ `ÏB @A#ur ÇÊÊÈ  

“Dan apabila Alloh menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”

            Dalam dalil-dalil ini ada penjelasan bahwasanya Alloh subhanahu wata’ala mengingatkan tentang nikmat-nikmat-Nya kepada para hamba yang mana yang paling agung secara mutlak adalah nikmat Islam. Alloh subhanahu berfirman:

ôMtBÌhãm ãNä3ø‹n=tæ èptGøŠyJø9$# ãP¤$!$#ur ãNøtm:ur ͍ƒÌ“Yσø:$# !$tBur ¨@Ïdé& ΎötóÏ9 «!$# ¾ÏmÎ/ èps)ÏZy‚÷ZßJø9$#ur äosŒqè%öqyJø9$#ur èptƒÏjŠuŽtIßJø9$#ur èpys‹ÏܨZ9$#ur !$tBur Ÿ@x.r& ßìç7¡¡9$# žwÎ) $tB ÷LäêøŠ©.sŒ $tBur yxÎ/èŒ ’n?tã É=ÝÁ‘Z9$# br&ur (#qßJÅ¡ø)tFó¡s? ÉO»s9ø—F{$$Î/ 4 öNä3Ï9ºsŒ î,ó¡Ïù 3 tPöqu‹ø9$# }§Í³tƒ tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. `ÏB öNä3ÏZƒÏŠ Ÿxsù öNèdöqt±øƒrB Èböqt±÷z$#ur 4 tPöqu‹ø9$# àMù=yJø.r& öNä3s9 öNä3oYƒÏŠ àMôJoÿøCr&ur öNä3ø‹n=tæ ÓÉLyJ÷èÏR àMŠÅÊu‘ur ãNä3s9 zN»n=ó™M}$# $YYƒÏŠ 4 Ç`yJsù §äÜôÊ$# ’Îû >p|ÁuKøƒxC uŽöxî 7#ÏR$yftGãB 5OøO\b}   ¨bÎ*sù ©!$# ֑qàÿxî ÒO‹Ïm§‘ ÇÌÈ  

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu.”

            Alloh menyempurnakan kenikmatan-Nya pada para hamba-Nya dengan nikmat Islam, nikmat sunnah, nikmat ilmu yang dibentagkan pada umat ini sejak Alloh mengutus Rosul-Nya صلى الله عليه وسلم sampai hari kita ini, dan sampai kapan saja Alloh subhanahu wata’ala kehendaki.

            Dan termasuk dari nikmat Alloh subhanahu wata’ala kepada kita dan kepada manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mensyukurinya adalah: bahwasanya fitnah-fitnah itu datang dan hilang. Dan ini adalah sunnah Alloh di kalangan para makhluk-Nya. Alloh ta’ala berfirman:

|=Å¡ymr& â¨$¨Z9$# br& (#þqä.uŽøIムbr& (#þqä9qà)tƒ $¨YtB#uä öNèdur Ÿw tbqãZtFøÿムÇËÈ   ô‰s)s9ur $¨ZtFsù tûïÏ%©!$# `ÏB öNÎgÎ=ö6s% ( £`yJn=÷èu‹n=sù ª!$# šúïÏ%©!$# (#qè%y‰|¹ £`yJn=÷èu‹s9ur tûüÎ/ɋ»s3ø9$# ÇÌÈ  

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka Sesungguhnya Alloh mengetahui orang-orang yang jujur dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”

            Dan termasuk dari fitnah-fitnah yang silih berganti datang tanpa hak dan tanpa alasan yang benar adalah apa yang terjadi dari sebagian murid markiz ini yang menimba ilmu di sini dulu atau sekarang, bahwasanya setan mempengaruhi mereka dengan beberapa ucapan dan perbuatan yang dikatakan dan masih terus dikatakan . dan Alloh عز وجل memperingatkan kita dari langkah-langkah setan dan Alloh subhanahu wata’ala berfirman:

* $pkš‰r’¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä Ÿw (#qãèÎ6­Gs? ÏNºuqäÜäz Ç`»sÜø‹¤±9$# 4 `tBur ôìÎ7®Ktƒ ÏNºuqäÜäz Ç`»sÜø‹¤±9$# ¼çm¯RÎ*sù âßDù’tƒ Ïä!$t±ósxÿø9$$Î/ ̍s3ZßJø9$#ur 4 Ÿwöqs9ur ã@ôÒsù «!$# ö/ä3ø‹n=tæ ¼çmçGuH÷qu‘ur $tB 4’s1y— Nä3ZÏB ô`ÏiB >‰tnr& #Y‰t/r& £`Å3»s9ur ©!$# ’Éj1t“ム`tB âä!$t±o„ 3 ª!$#ur ìì‹Ïÿxœ ÒOŠÎ=tæ ÇËÊÈ  

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Alloh dan rahmat-Nya kepada kalian, niscaya tidak seorangpun dari kalian bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Alloh membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. dan Alloh Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”

            Dan termasuk dari ujian-ujian itu adalah berturut-turutnya rangkaian ucapan-ucapan yang telah kami katakan terdahulu bahwasanya dia itu adalah rangkaian rekayasa, setelah terjadi bencana dari Rofidhoh, dan terjadi dari sebagian masyayikh –semoga Alloh memberi mereka hidayah- terhadap kita yang berupa penelantaran. Orang-orang mengkritik mereka dan mencela mereka dikarenakan sikap-sikap negatif mereka itu. Lalu kita katakan: “Semoga yang demikian itu bisa menarik mereka untuk mengambil pelajaran agar tidak lagi memanfaatkan waktu berlangsungnya tekanan-tekanan musuh terhadap kita, mungkin dengan tulisan-tulisan yang mengandung sindiran-sindiran terhdap kita, dan pengagungan prinsip-prinsip sekelompok orang yang oleh diingkari Ahlussunnah seperti yang mereka lakukan di dalam kitab “Al Ibanah”. Kitab itu beserta pembukaan-pembukaannya disusun dalam keadaan Rofidhoh sedang menzholimi kami pada perang keenam.

            Dan semoga (kritikan-kritikan orang tadi) termasuk bisa mendatangkan pelajaran bagi mereka disebabkan oleh penelantaran mereka terhadap kebenaran pada kejadian yang terakhir (pengepungan dan pembunuhan oleh Rofidhoh terhadap Ahlussunnah Dammaj).

            Maka kami tidak tahu kecuali dalam keadaan mereka pada musim haji tahun 1433 H mereka berkumpul dengan Asy Syaikh Robi’ –semoga Alloh memberikan taufiq pada semuanya- di Mekkah, dan setelah pertemuan itu mereka mengeluarkan bom-bom peledak terhadap saudara-saudara mereka, terhadap dakwah dan terhadap diri mereka sendiri.

            Bom yang pertama kali meledak adalah: Muhammad bin Abdul Wahhab, dia keluar dan mlemparkan vonis bid’ah, kufur dan fitnah terhadap dakwah, dan seakan-akan dia melihat adanya keterlambatan dari orang-orang yang ikut pertemuan di sana dalam melaksanakan rangkaian yang telah diketahui itu, maka dia mencela mereka dengan perkataannya: “Percampuran macam apa ini?”

            Maka bergolaklah sekian orang dari mereka dengan sekian perkataan dan sikap-sikap melampaui batas terhadap dakwah yang kita ada bersamanya berdasarkan apa yang ditunjukkan oleh firman Alloh subhanahu wata’ala:

ôìsù÷Š$# ÓÉL©9$$Î/ }‘Ïd ß`|¡ômr& #sŒÎ*sù “Ï%©!$# y7uZ÷t/ ¼çmuZ÷t/ur ×ourºy‰tã ¼çm¯Rr(x. ;’Í<ur ÒOŠÏJym ÇÌÍÈ   $tBur !$yg9¤)n=ムžwÎ) tûïÏ%©!$# (#rçŽy9|¹ $tBur !$yg8¤)n=ムžwÎ) rèŒ >eáym 5OŠÏàtã ÇÌÎÈ  

“Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.”

            Dan kami percaya pada Alloh, dan hanya untuk Alloh segala pujian, bahwasanya kebaikan itu dihasilkan bersama kami, sekalipun Rofidhoh menzholimi kami atau dari orang yang lain, dan bahwasanya kebaikan itu akan luntur dari orang-orang yang menzholimi kami. Dan ini adalah perkara yang bisa kita rasakan dan kita raba.

(#qãã÷Š$# öNä3­/u‘ %Y敎|Øn@ ºpuŠøÿäzur 4 ¼çm¯RÎ) Ÿw =Ïtä† šúïωtF÷èßJø9$# ÇÎÎÈ  

“Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”

            Dan lembaran-lembaran ini –yang akan dibacakan dan dijawab- adalah termasuk dari gaung pertemuan yang diisyaratkan tadi, dengan judul “Al Ikhtishor Li Bayani Ma Fi Thoriqul Hajuriy Minal Adhror.” Demi Alloh lembaran-lembaran itu tidak membikin aku sakit, karena Muhammad Al Imam –semoga Alloh memberinya taufiq- telah membantuku di dalamnya dengan bantuan yang baik yang mencakup penetapan bahwasanya pergolakan ini secara prinsip dan perinciannya itu tidak punya pondasi ataupun kepala selain fanatisme mereka untuk Al Adaniy. Dan orang yang membacanya akan mengetahui yang demikian itu. Dan ini adalah contoh yang baik, seharusnya orang-orang mengetahui bahwasanya hingar-bingar ini di selatan, utara, timur dan barat, yang mereka perluas dengan niat dan kesengajaan, apa sebabnya?

            Mereka berkata: “Sebabnya adalah bahwasanya Al Hajuriy berkata tentang seorang murid Dammaj dan orang-orang yang menjadi muridnya dan tentang majelisnya muncul dari mereka fitnah dan Al Hajuriy dan saudara-saudaranya di Darul Hadits menjelaskannya dan menjelaskan hukum perbuatan pelakunya, maka para masyayikh itu marah dan membangkitkan dunia dengan sebab itu.

            Dan telah diketahui bahwasanya mereka menghizbikan sekelompok orang dan membid’ahkan sekelompok orang, dan tiada seorangpun yang membikin kegaduhan terhadap mereka, perpecahan dan fitnah di dalam dakwah dengan sebab dia. Dan demikian pula yang selain mereka sebelum mereka dan yang setelah mereka. ini adalah contoh seperti yang kalian dengar bahwasanya itu tidak membikin aku sakit, karena di dalamnya ada penetapan perkara ini.

            Adapun pemaparannya terhadap kasus-kasus ini perlu adanya peringatan karena sebagiannya menyelisihi kebenaran dan menyelisihi kejujuran di dalamnya.

            Dan peringatan pertama terhadap judul ini: “Al Ikhtishor Li Bayani Ma Fi Thoriqul Hajuriy Minal Adhror” (Ringkasan untuk menjelaskan bahaya yang ada di dalam jalan Al Hajuriy). Maknanya adalah: bahwasanya jalan ini di dalamnya ada bahaya-bahaya. Dan ucapan ini hanyalah gaung dari rangkaian tersebut beberapa hari yang lalu: Tidak ada yang lebih berbahaya terhadap dakwah salafiyyah daripada aku. Dan telah lewat penjelasan tentang kesalahan ucapan-ucapan itu, dan penjelasan tentang jauhnya dia dari kebenaran, maka kebenaran itu adalah apa yang Alloh benarkan, dan kebatilan adalah apa yang Alloh batalkan.

            Dan aku dapati di sini bahwasanya diriku terpaksa untuk menjelaskan apa yang terkandung di dalam “Ikhtishor” tersebut, dan sebagai perbandingan antara jalanku dengan jalan Muhammad Al Imam untuk mengetahui yang manakah yang menjadi bahaya terhadap dakwah salafiyyah. Maka aku katakan:

            Yang pertama: termasuk dari jalanku yang kalian nyatakan membahayakan dakwah adalah bahwasanya aku tidak membebek pada orang yang bukan hujjah tanpa hujjah, karena membebek dalam keadaan tersebut adalah harom dan mungkar, karena dia itu membahayakan dakwah dan memperluas area perpecahan. Dan orang yang mengupayakan itulah yang memikul dosanya dan dosa yang terfitnah olehnya. Dan termasuk dari taqlid tersebut adalah: bahwasanya Asy Syaikh Robi’ –semoga Alloh memberi taufiq pada semuanya- berkata bahwa sekarang Yahya wajib untuk dipaksa untuk meninggalkan perkara yang kalian namakan sebagai uslub (metode/cara). Dan maksudnya adalah tidak mengatakan bahwasanya Al Adaniy itu hizbiy. Dan ini dinukilkan oleh Muhammad Al Imam di dalam “Ikhtishor”nya itu. Dan aku telah mengatakan dalam bantahan terhadap ucapan ini dalah “An Nushur Rofi’…” bagian kedua yang telah disalin: “Semoga Alloh memberi Anda taufiq wahai Syaikh. Perkataan Anda ini tidak benar. Demi Alloh, Anda tidak bisa memaksaku dan sayapun tidak bisa memaksa Anda. Dan demikian itu bukanlah jalan dari para nabi, tidak pula jalan para ulama yang kita menimba ilmu dari mereka. Bahkan Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman kepada nabi-Nya:

﴿فَذَكِّرْ إِنَّمَا أَنْتَ مُذَكِّرٌ لَسْتَ عَلَيْهِمْ بِمُصَيْطِرٍ﴾[الغاشية21- 22:]

“Maka berilah peringatan, tidaklah engkau melainkan seorang pemberi peringatan.  Engkau tidak bisa untuk memaksakan kehendak terhadap mereka.” (QS. Al Ghosyiah:21-22)

Nasehat lebih baik daripada pemaksaan, Anda memberi nasehat dan sayapun memberi nasehat, saling menyayangi dan menjalin ukhuwah, lebih baik daripada memaksa dengan kekuatan.

Wahai syaikh, banyak negara tidak bisa memaksa orang sesuai yang mereka kehendaki. Wahai Syaikh, menurut saya Anda sendiri tidak bisa memaksa anak Anda bila dia tidak patuh kepada Anda. Dan saya, –demi Alloh–  tidak bisa memaksa anak saya apabila dia tidak patuh. Saya ini adalah pemegang dakwah yang tidak mungkin Anda ingkari itu, tidak pula selain Anda. Bagaimana Anda memaksa saya, sedangkan di belakang saya beribu-ribu orang mengikuti, yang mereka semua –segala puji hanya untuk Alloh– berada di atas sunnah. Bila Anda mengucapkan satu kata saja, niscaya mereka membalas dengan lebih banyak. Demi Alloh, saya sekarang menahan bantahan-bantahan di dada-dada mereka.

Bagaimana bisa Anda memaksaku? Ini tidak benar. Semoga Alloh memberi barokah dan taufiq kepada Anda 

﴿فَذَكِّرْ إِنَّمَا أَنْتَ مُذَكِّرٌ لَسْتَ عَلَيْهِمْ بِمُصَيْطِرٍ﴾[الغاشية21- 22:]

“Maka berilah peringatan, tidaklah engkau melainkan seorang pemberi peringatan.  Engkau tidak bisa untuk memaksakan kehendak terhadap mereka.” (QS. Al Ghosyiah:21-22).

{ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ} [العصر: 3]

“Dan saling berwasiat dengan kebenaran dan saling berwasiat dengan kesabaran.”

[Adapun perkataan:] “Harus dipaksa!, harus begini!,” ini tidak benar.

            Anggaplah Anda –semoga Alloh memberi keselamatan kepada  kami dan kepada Anda– telah mendorong beberapa orang dari saudara-saudaraku untuk memberontak terhadap saya, baik dari orang-orang yang dulu belajar di sini, ataupun orang-orang yang terpengaruh mereka, inipun juga sesuatu yang tidak benar, bila Anda menginginkan dengan mereka supaya bisa menekan saya dengan Syaikh Fulan dan Syaikh Fulan, agar saya berkata demikian dan demikian, tidak benar, demi Alloh. Ini hanya akan menambah mereka semakin jauh tersesat.

            Kita tidak belajar demikian dari para ulama kita, demi Alloh,  memaksa fulan untuk berbuat demikian, dan memaksa yang lain untuk berbuat demikian! Bahkan sebaliknya kita belajar berlemah lembut;

«فإنه لم يكن في شيء إلا  زانه ولم ينزع من شيء إلا شانه »

“Sesungguhnya tidaklah sikap lemah lembut ada pada sesuatu kecuali membaguskannya, dan tidak tercabut dari sesuatu kecuali menjelekkannya.” Al hadits

Dan Alloh Ta’ala berfirman:

﴿وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَن﴾ [الإسراء:53]

“Dan katakanlah kepada hamba-hambaKu supaya mereka berkata dengan kata-kata yang paling baik.”

            Adapun kata “paksa” itu tidak lain keluar dari beliau dalam keadaan emosi, semoga Alloh memaafkan Anda wahai Syaikh.”

(selesai penukilan dari An Nushhur Rofi’).

            Maka berubahlah para tokoh itu –semoga Alloh memberi mereka hidayah- ingin memaksa kita –seperti yang mereka nyatakan- dengan serangan yang gagal itu terhadap dakwah dari sini dan dari sana agar kita berkata bahwasanya Al Adaniy bukan hizbiy. Dan ini adalah taqlid (membebek) pada ucapan Asy Syaikh Robi’ bahwasanya aku wajib dipaksa untuk merubah ucapan tadi.

            Padahal Muhammad Al Imam dan yang lainnya telah mengunjungi kami untuk membicarakan perkara ini setelah fitnah Al Adaniy dan mereka berkata: “Kita tak perlu berselisih demi orang itu. Anda memandang bahwasanya dia itu hizbiy, Kita tak perlu berselisih demi orang itu.” Kita menyeru ke jalan Alloh عز وجل dan kita tak perlu berselisih demi orang itu.” Sekarang mereka fanatik untuknya dan membikin fitnah ini yang bahayanya akan kembali kepada orang yang zholim cepat atau lambat.

            Yang kedua: termasuk dari jalanku adalah bahwasanya aku –dan hanya untuk Alloh sajalah segala pujian- berkonsentrasi pada ilmu, dakwah, dan pada kebaikan ini (urusan markiz ini). Dan jika datang padaku ujian dari ini dan terhadap dakwah ini, aku menolaknya sebagaimana yang ditunjukkan oleh firman Alloh ta’ala:

Ç`yJs9ur t|ÁtGR$# y‰÷èt/ ¾ÏmÏJù=àß y7Í´¯»s9’ré’sù $tB NÍköŽn=tã `ÏiB @@‹Î6y™ ÇÍÊÈ   $yJ¯RÎ) ã@ŠÎ6¡¡9$# ’n?tã tûïÏ%©!$# tbqßJÎ=ôàtƒ }¨$¨Z9$# tbqäóö7tƒur ’Îû ÇÚö‘F{$# ΎötóÎ/ Èd,ysø9$# 4 šÍ´¯»s9’ré& óOßgs9 ë>#x‹tã ÒOŠÏ9r& ÇÍËÈ  

“Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada satu dosapun terhadap mereka. Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih.”

            Karena aku itu membela dakwah yang kebaikannya memenuhi negri-negri, dan mereka mengakui itu, kemudian mereka menelantarkan kebaikan ini dengan kebalikannya.

            Yang ketiga: aku tidak mengadu domba di antara para dai. Adu domba di dalam dakwah ini berlangsung dari orang lain, bukan dariku, dan mereka mengetahui adu domba tersebut yang terjadi di antara para dai sunnah di Yaman, untuk memukul dakwah, sebagiannya dengan sebagian yang lain. Dan perkataan-perkataan ini (dalam lembaran-lembaran Muhammad Al Imam) di sini (pada hakikatnya) adalah untuk memenuhi seruan adu domba tersebut.

            Yang keempat: bukan aku yang memulai. Barangsiapa membikin kekacauan di dalam dakwah, dan datang dengan aqidah yang rusak, aku mengingatkan kesalahan tersebut. Maka mereka itulah yang memulai sementara kami, kami dan para ikhwah semuanya tidak memulai. Dan segala puji bagi hanya Alloh, kami berkonsentrasi pada urusan kami, dan kami tidak tahu kecuali dalam keadaan mereka menyerang dari sana sini. Yang ini berkata: “Telah bersama kami si fulan”, yang itu berkata: “Telah bersama kami si fulan”, dalam keadaan mereka berpura-pura buta terhadap apa yang dikandung oleh ulah-ulah mereka yang menyelisihi syariat, yang tidak bermanfaat bersamanya jumlah orang sebanyak apapun jika menyelisihi kebenaran.

            Asy Syaikh Robi’ –semoga Alloh memberi beliau taufiq- sebelumnya telah mengancamku bahwasanya orang-orang yang bergolak menghantamku. Dan dari waktu ke waktu aku melihat pelaksanaan dari ancaman tadi dengan gangguan-gangguan macam ini.

            Yang kelima: apakah termasuk dari bahaya terhadap dakwah -wahai Syaikh Muhammad semoga Alloh memberimu taufiq- bahwasanya aku menopang Rofidhoh?! Karena perbuatan ini membahayakan dakwah. Menopang kebatilan dan ahli batil. Sampai jadilah sebagian Hutsiyyin merekam suaramu dan menyebarkannya bahwasanya Rofidhoh itu muslimin! Dan bahwasanya mereka itu demikian, dan mereka itu demikian, dari ucapan-ucapan yang engkau menopang mereka dengannya. Padahal pembelaan terhadap orang-orang yang mengkhianati diri mereka sendiri itu harom. Alloh ta’ala berfirman:

Ÿwur öAω»pgéB Ç`t㠚úïÏ%©!$# tbqçR$tFøƒs† öNæh|¡àÿRr& 4 ¨bÎ) ©!$# Ÿw =Ïtä† `tB tb%x. $ºR#§qyz $VJŠÏOr& ÇÊÉÐÈ  

“Dan janganlah kamu berdebat untuk membela orang-orang yang mengkhianati diri mereka sendiri. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa.”

            Dan engkau menetapkan bahwasanya Badrud Din (Al Hutsiy Ar Rofidhiy) mendatangkan anjing betina lalu dia menggali untuknya lubang, lalu dia berkata: “Rajamlah dia! Dia adalah Aisyah, belum ditegakkan terhadapnya had.” Dan engkau membela mereka, dan engkau membela dia dengan alasan dia itu tak punya ilmu, padahal orang itu telah belajar di Iran dan banyak tempat, dan mungkin dia telah mencapai derajat majister. Bersamaan dengan ini engkau berkata: “Dia itu hanyalah orang bodoh!!” engkau berupaya untuk mengambil hati Rofidhoh dan berbasa-basi dengan mereka, dan engkau melemah di hadapan mereka, di hadapan orang yang kita itu wajib untuk tegak kokoh di hadapannya. Engkau bersikap garang kepada kami, tapi lemah di hadapan rofidhoh yang wajib untuk kita berdiri tegak di hadapan mereka karena aqidah mereka yang rusak, kerasnya sikap mereka yang melampaui batas, penyelisihan mereka, sikap permusuhan mereka, dan upaya mereka dalam menumpahkan darah, membegal di jalanan, dan bencana-bencana yang lain yang kalian ketahui. Kemudian kalian bersikap bagai harimau terhadap kami. Dan terhadap markiz yang kalian belajar di situ, dan terhadap orang-orang yang menyeru ke jalan Alloh عز وجل dan mengajari muslimin dengan pengajaran yang tidak kalian laksanakan.

            Dan aku segala puji hanya bagi Alloh, tidak berdebat demi membela orang-orang yang mengkhianati diri mereka sendiri, dari kalangan orang-orang yang berbuat criminal terhadap dakwah dan membikin fitnah terhadap dakwah. Aku tidak membela Adaniy ataupun yang lainnya, dan aku tidak fanatik untuknya.

            Maka bahaya-bahaya terhadap dakwah ini muncul dariku ataukah dari kalian!?

 

 

Tinggalkan Balasan Ash Habul Hadits