Kesesatan & Hizbi

Suntuk Terpuruk Mendingan Rujuk? Luqman “SUKSES”?

lukman sukses 3

Luqman dan jaringannya dari sejak dulu memang suka mencari muka dihadapan manusia, cari muka dihadapan ulama. Kapan nama syaikh Muqbil itu kira-kira disenangi orang , dia akan munculkan dirinya sebagai murid syaikh Muqbil. Ketika dia  berkunjung ke Saudi bersama temannya, agar diterima oleh syaikh Ahmad an-Najmi  (rahimahullah) maka ia membawa nama syaikh Muqbil.

Dia katakan dia termasuk dari muridnya syaikh Muqbil. Apa maksudnya? Maksudnya adalah agar mendapatkan penghormatan penghargaan. Namun ketika nama syaikh Muqbil itu tidak  diterima orang atau orang membenci syaikh Muqbil, maka ia tidak menampakkan diri. Dan memang, semenjak pulang dari Dammaj menampakkan penentangan terhadap dakwah syaik Muqbil. Syaikh Muqbil mentahdzir dari tasawul (meminta-minta), jamiyyah (yayasan), hizbiyyah. Dia pulang justru membentuk penyelisihan, menampakkan penyelisihan terang-terangan. Mulai meminta-minta sampai mendirikan jamiyyah-jamiyyah, jamiyyah syariah, jamiyyah salafi, jamiyyah almanshuroh. Bahkan sekarang mendapatkan Jam’iyyah baru. DzulAkmal dengan kerendahan diri tunduk kepada dia menyerahkan Jam’iyyah Abi Hurairah yang ada disumatera. Inilah yang diinginkan Luqman. Ingin dakwah salafiyyah di indonesia dia yang pegang dan dikendalikan. Sehingga dengan sekuat tenaga berusaha agar namanya dapat diterima oleh Syaikh Robi’, diterima oleh Usamah Athoya dengan pendekatan berbagai macam cara. DzulAkmal kini merasakan akibatnya. Dulu dia Dzul-Akmal-lah  yang memperkenalkan syaikh Rabi‘ dan syaikh  Usamah Athoya kepada orang-orang indonesia. Dia yang memashurkan nama-nama mereka. Sekarang apa yang dia alami? Ternyata syaikh Usamah athoya memerintahkan agar dia  tunduk kepada Luqman. Dan dengan penuh kerendahan dia merendahkan dirinya dihadapan Lukman ba abduh. Bahwa asy- syaikh telah mengakui dirinya.  Ini jelas-jelas menyelisihi fitrahnya dia sendiri. Dan terakhir Dzulqarnain juga ikut-ikutan tunduk juga. DzulAkmal sudah sumpek. Disumatera mau kemana dia?. Disekelilingnya sudah tersebar dakwah Ahlussunnah. Sumpek mau kemana dia, Terpaksa merendah kepada Luqman agar mendapatkan posisi diapun menyerahkan Jam’iyyah Abi Hurairah kepada Luqman. DzulQornain sudah mulai sumpek, disekelilingnya dakwah ahlussunah, wahdah, dipangkep ada Abdurrahim orangnya Luqman. Dzulqarnain merasa sumpek, bagaimana caranya ? 

Sehingga dia bisa diterima bisa tenar, maka diapun merendah kepada Luqman dan mengakui Luqman. Inilah keadaan dia yang plin plan. Ketika dia dikritik masalah jam’iyyahnya, Apa yang dia katakan ??

Kemana perginya mereka yang mengaku murid-murid syaikh Muqbil (dari generasi yang pertama)??

Jadi Luqman sudah terangkat tinggi (sukses), berhasil menjadikan mereka-mereka itu berada dibawah pengawasannya atas nama syaikh  Rabi’.

Jadi  kata syaikh Rabi, kata syaikh Rabi. Jadi syaikh Rabi seakan akan Rabb ??

Apa buktinya ??

Memang manusia telah banyak tertipu dengan gelar-gelar. Padahal ukurannya adalah apakah dia istiqomah diatas AL-HAQ sampai mati  akhir hayat ??

play 3 1. LUQMAN BA’ABDUH DAN JARINGANNYA “SUKSES” ??

play 3 2. RENTETAN HUJATAN UNTUK SYAIKH RABI’

play 3 3. NASEHAT UNTUK YANG TIDAK MAU SESAT

Oleh : Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy (Hafidzahullah)

di Markiz As-Sunnah Sa’wan Shan’a – Yaman

4 thoughts on “Suntuk Terpuruk Mendingan Rujuk? Luqman “SUKSES”?”

  1. Bismillah, sungguh banyak orang mencintai Laila, tetapi Laila sendiri tidak mengakuinya. ketika anda menge-cap seseorang sebagai khoriji, anda tidak jauh beda dengan ucapan ubaid yang mengatakan bahwa syaikh yahya adalah Iblis Yaman… Hati-hati dengan gelar-gelar yang ada berikan, jangan sampai anda menjadi takfiri.. bukankah Khoriji itu adalah orang kafir sebagaimana hadits yang diberitakan oleh Rasulullah bahwa khawarij itu orang yang keluar dari Islam layaknya panah yang lepas dari busurnya. Kalo “hizbiyyin” itu masih bisa diterima, karena anda masih mengakuinya sebagai orang Islam…, tapi mengeluarkan atau memvonis orang sebagai khoriji?, maka anda kemungkinan sebagai takfiri, wal’iyadzubillah. Ittaqullah ya ikhwah.

    Like

  2. Bismillah sampaikan syubhat ini ke ulama yaman agar mereka membantah ulama su’ rujukan dzulqarnain makassar sbb,; Penjelasan dan Nasehat Syaikh Abdul Hadi Al Umairy untuk Ustadz Luqman Ba’abduh (bag.6)

    tweet
    

    Arahan dariku, dan saya bukan lah pemberi arahan, dan tidak pula saya perintahkan kalian untuk menuruti arahanku.Hanyalah beberapa nasehat, yang kita saling menasehati dengannya.

    Saya menemukan di hadapan saya para ikhwah yang mulia. Saya tidak berbasa-basi kepada seorang pun, bukan pula saya datang untuk berbasa-basi dengan seseorang. Saya mendapati para ikhwah yang mulia, bermanhaj salaf, manhaj ulama, mereka memiliki kesalahan yang dijelaskan kepada saya, lalu didiskusikan bersama. Mereka manusia biasa, dan kesalahan-kesalahan tadi bisa diperbincangkan di sisi paraulama. Maka anda bisa jadi melihat sesuatu sebagai kesalahan, namun sebenarnya itu bukanlah suatu kesalahan. Maka catatlah kesalahan-kesalahan tersebut, kemudian sampaikan pada para ulama`. Berdiskusilah! Jika yang kalian cari adalah kebenaran. Namun jika yang kalian inginkan adalah memenangkan pendapat masing-masing, maka kalian akan hidup dirongrong permusuhan tak berujung. Bukannya membangun, kalian malah menghancurkan.

    Saudara Luqman ini, saya katakan,

    Janganlah kalian tersibukkan dengannya! Sedikit pun! Sungguh!

    Biarkan dia menulis apa yang ia ingin tulis, jangan pedulikan dia! Sibukkanlah diri kalian dalam menuntut ilmu, dengan apa yang lebih penting bagi kalian! Tinggalkan dia! Sungguh tidak akan ada pengaruh apapun pada kalian! Biarkan dia menulis apa yang ia inginkan!

    Namun jika kamu malah membalas, kemudian dia membalas lagi, kalian saling berbantah-bantahan, itu sama saja kalian menyia-nyiakan umur dan waktu kalian!

    Jangan! Tinggalkan dia! Biarkan dia menulis apa yang ia suka! Saya nasehatkan kalian untuk kembali pada para ulama`. Kembalilah pada mereka dan sampaikan kepada mereka perkara yang sebenarnya. Ini yang bisa saya katakan.

    Kami mengajar siang dan malam. Kami bukannya bersembunyi di malam hari, atau memiliki majelis-majelis rahasia, tidak! Inilah kami, jelas bagaikan siang.

    Apabila dia memiliki beberapa catatan, datanglah pada ulama, merekalah yang akan menghakimi. Siapa saja yang ditemukan padanya kesalahan, kembalilah padaulama. Kebenaran adalah hal yang dicari oleh seorang mu`Minhaj As-Sunnah An-Nabawiyyah, dan kesalahan selalu ada padanya. Adapun kita sibuk saling mengkritik satu dengan yang lainnya, maka tidak –pantas, pen-!

    Saya katakan wahai saudara-saudara, tinggalkanlah dia! biarkan dia menulis apa yang ia inginkan! Jangan tersibukkan dengannya! Sibukkan diri kalian dengan urusan yang lebih penting! Menuntut ilmu, menghafal, pelajaran-pelajaran, halaqah-halaqah ilmu, berkumpul dengan ikhwah, dan untuk tidak saling berpecah.

    Bukan hanya Luqman saja, siapa pun yang datang ingin memecah belah barisan kalian, jangan sibukkan diri kalian dengannya, biarkan dia! Bersamalah! Satukan hati dan kalimat kalian, kemudian kembalilah pada ulama!!Jadikan mereka rujukan bagi kalian.Ulama sunnah –alhamdulillah- banyak, dan berhubungan dengan mereka tidaklah perkara sulit. Dia (Luqman, pen) akan berhadapan dengan para ulama. Kalian, sungguh Allah akan mencukupkan kalian. Biarkan dia setelah ini untuk menghadap paraulama, apabila ia bisa menerima perkataan mereka.

    Na`am,

    Dia mentahdzir, dan kalian sudah mendengar bahwa dia –juga- mentahdzir diriku. Dia tidaklah mengenalku, sama sekali. Biarkan dia berkata. Kalian, jangan perdulikan!

    Saudara-saudara, kuantitas bukanlah tolak ukur. Ada seorang Nabi datang pada hari kiamat, hanya disertai satu atau dua orang, bahkan ada yang tidak disertai oleh seorang pun. Bukankan perkataan Nabi lebih dapat diterima? Kalian tidak akan ditanyai tentang mereka (yang tidak mau mengikuti kalian, pen). Bukan hak kalian untuk memaksa manusia mengikuti seruan kalian. Siapa yang menginginkan kebenaran, hendaklah ia hadir.

    Mengapa perkara ini menjadi seperti apa yang Allah kisahkan tentang Fir`aun, ketika ia berkata kepada kaumnya,

    “Aku tidaklah mengemukakan kepada kalian (bahwa diriku adalah tuhan kalian), kecuali apa yang aku pandang baik bagi kalian, dan aku tiada menunjukkan kalian kecuali kepada jalan yang benar.”

    Maka kaumnya pun serta merta mengikutinya. Kami tidak ingin kalian menjadi seperti mereka.

    Apabila Luqman, atau selain Luqman, berkata, “Jangan hadiri majelis Fulan, jangan datang kepada Fulan”, tanyakan kepadanya, apa pendapat anda tentang si Fulan tersebut? Jika ia membawakan kepadamu fakta-fakta yang membuatnya ditahdzir, beberapa perkataan ulama tentang bahaya si Fulan ini, maka ya, ikuti dia, karena kita selalu mengikutiulama kita sebagaimana yang kalian ketahui. Akan tetapi jika datang seseorang, asal bicara, “Jangan hadiri majlis Fulan, jangan datang kepada Fulan”, maka perkataan semacam ini tidak benar.

    Luqman, dia bukanlah rujukan kalian di Indonesia. Perkataan ini harus ia ketahui. Al Hajury dahulu ingin menjadi rujukan dimana? Di Yaman! Lalu apa hasil dari ambisinya tersebut?!

    Ia runtuh!

    Siapa saja yang berambisi mendapatkan ketenaran, Allah pasti akan jatuhkan dia! Siapa saja yang ingin muncul, menjadi rujukan satu-satunya di suatu tempat mengalahkan yang lain, maka tunggulah, cukuplah Allah yang membereskannya untuk kalian!

    Saya katakan ini, orang yang mendapat kebahagiaan, adalah orang yang bisa menerima nasehat dari selainnya. Dan orang yang celaka, adalah orang yang hanya bisa mengambil pelajaran dari dirinya (setelah kehancurannya, pen).

    Al Hajury dahulu pernah mengatakan, “Jika pendapat seluruh masyarakat dunia, sepakat mendukung pendapat Abdurrahman Al `Adny, sungguh saya tidak akan bergeming dari pendapat yang aku pegang!!”, atau perkataannya yang semakna dengan itu. Lihatlah bagaimana!? Apa akhir dari sikapnya tersebut?!

    Kehancuran!

    Oleh karena itu saya katakan, sekalian ikhwah, berhati-hatilah!! Kita memiliki `ulama, kita memiliki rujukan sampai sekarang! Mereka ada –segala puji bagi Allah- , masih hidup, dan mereka adalah gunung-gunung ilmu. Kita hanya merujuk kepada mereka.

    Adapun seseorang yang datang ke sebuah daerah, lalu mengatakan bahwa wewenang untuk berbicara hanya miliknya, pergilah pada fulan, jangan pergi pada fulan, merujuklah kepada fulan, adalah hal yang tidak akan pernah kita terima.

    Sekali lagi saya katakan wahai sekalian ikhwah, biarkan dia!! Dia dan yang selainnya (yang semisal, pen) Tinggalkan dia! Sungguh tidak tegak suatu dakwah pun, kecuali akan ada musuh yang akan merongrongnya.

    Saya katakan, wahai Luqman!! Takutlah engkau kepada Allah! Simaklah hadits dari Rasulullah G ini!

    “Wahai sekalian orang yang baru beriman dengan lisannya, namun keimanan belum memasuki relung hatinya, janganlah kalian ganggu kaum muslimin! Janganlah kalian cari-cari cela mereka! Sungguh siapa saja yang selalu mencari-cari cela saudaranya, Allah akan mencari-cari celanya! Dan siapapun yang telah Allah cari-cari celanya, Allah akan permalukan dia, walau ia bersembunyi di dalam rumahnya!!”

    Jadikan hadits ini selalu didepan mata kalian wahai ikhwah! Bertaqwalah kepada Allah!

    Na`am,

    Bolehkah kami merekam perkataan anda ini?

    Perkataan saya? Rekam dan sebarkan! Bukankah dari awal saya memulai ini sudah saya katakan untuk merekam dan menyebarkan? Tidak ada yang saya susupkan dan sembunyikan disini.

    Demi Allah saat pertama kali saya datang, para ikhwah menceritakan hal ini pada saya, saya enggan untuk menanggapi. Demi Allah! Saya hanya katakan biarkan, biarkan dia.

    Akan tetapi ketika saya menyadari bahwa sikap dalam menghadapi fenomena ini harus dijelaskan, -saya pun bicara, pen-. Demi Allah saya bukan ingin membela diri, saya hanya ingin membela para ikhwah selainku disini. Saya hanya ingin memperingatkan. Jika tidak, saya sangat tidak butuh untuk memperlihatkan rekomendasi-rekomendasi yang ada pada saya. Luqman mengenal saya atau tidak, tidak penting bagi saya –demi Allah!-. Akan tetapi saya tunjukkan pada kalian, agar kita bisa mengetahui, apa pendapat anda (Luqman, pen) tentang ini semua? Masyayikh ini, anda mengakui mereka atau tidak? Jika anda tidak terima, mereka sekarang masih hidup, pergi dan tanyakanlah langsung kepada mereka.

    Orang yang tidak juga menerima rekomendasi Syaikh Washiyyullah Abbas, apalagi yang bisa kita katakan padanya? Hah?! Atau barangkali Syaikh Washiyyullah juga memiliki catatan –buruk- dalam manhaj beliau menurutnya? Syaikh Yahya Utsman, Syaikh Muhammad Ali Adam, Syaikh Muhammad Bazmul, ini rekomendasi mereka bisa kalian saksikan.

    Mungkinkah mereka merekomendasiku namun tidak mengenalku? Kalian sudah dengar tadi bunyi rekomendasi mereka.“Dia (Syaikh Abdul Hadi Al Umairy, pen) telah bermulazamah sekian tahun..” Segala puji bagi Allah. Kami tumbuh, terdidik di tangan para `ulama. Kami tidak seperti sebagian manusia yang hanya belajar satu, dua, atau tiga tahun.

    Tidak!,

    Kami bermulazamah pada ulama` bertahun-tahun, dan kami masih melakukannya.Kemudian datang kepadamu seseorang, mengatakan

    “Orang ini majhul!”

    Apa pendapat kalian?!

    Saya katakan wahai sekalian ikhwah, seyogyanya kita selalu bertaqwa kepada Allah dalam segala ucapan kita. Demi Allah tidak ada yang akan menyungkurkan seseorang diatas hidungnya di neraka, kecuali buah-buah busuk yang dihasilkan oleh lisan-lisan mereka. Maka bertaqwalah kepada Allah, dia (Luqman, pen) atau selainnya.
    http://www.daurahnasional.info/?p=208

    Like

Tinggalkan Balasan Ash Habul Hadits