Faedah ilmiyyah, Ibadah, Kajian Ilmiyyah, Muslimah, Tanya Jawab

Bersama Suami Yang Mana Dia Di Surga ?

Bersama suami yang mana dia disurga

Perkara yang di tanyakan kebanyakan manusia

Mereka bilang : kalau para lelaki di surga, Allah mulia kan mereka dengan bidadari bermata jelita, sebagai balasan bagi mereka.
Lalu apa bagian perempuan yang masuk surga untuk keadaan berikut :

1. Jika dia bersuami di dunia, dan masuk surga bersama istri nya.

2. Jika dia bersuami di dunia dan masuk surga, adapun suami nya masuk neraka, semoga Allah menjauh kan kita dari nya dan kalian juga.

3. Apabila seseorang wanita meninggal sebelum nikah di dunia.

4. Jika seorang wanita menikah beberapa kali di dunia.

Jawaban :

1. Apabila suami istri keduanya memang penduduk surga, maka Allah akan mengumpulkan keduanya di dalam surga, bahkan di tambahkan dari keutamaannya dan di pertemukan dengan anak-anak nya, dan menaikkan yang rendah derajat nya sehingga bersama yang derajat nya lebih tinggi.

Dalilnya adanya kisah yang Allah ceritakan dalam Al-quran tentang pembawa Arsy dari malaikat, tatkala mereka mendoakan bagi orang yang beriman :

{ … ربنا وأدخلهم جنات عدن التي وعدتهم ومَن صلح مِن آبائهم وأزواجهم وذرياتهم إنك أنت العزيز الحكيم }

“Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana “. [ غافر : 8 ] .

{ والذين آمنوا واتبعتهم ذريتهم بإيمان ألحقنا بهم ذريتهم وما ألتناهم من عملهم من شيء … }

“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka”. [ الطور : 21 ].

2.Adapun jika salah satu dari suami istri termasuk penduduk neraka, maka bisa jadi :

Dia adalah kafir, maka selamanya disana, tidak bermanfaat walaupun kerabatnya penduduk surga, karena Allah memutuskan para kafir bahwa mereka :
“Mereka kekal di dalamnya, tidak diringankan siksa dari mereka, dan tidak (pula) mereka diberi tangguh”.

Dan Allah memisahkan antara nabi dan istri-istri mereka, jika mereka kafir pada hari kiamat, Allah subhanahu berfirman :

( ضَرَبَ الَّهُ مَثَلاً لِلَّذِينَ كَفَرُوا امْرَأَةَ نُوحٍ وَ امْرَأَةَ لُوطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ الَّهِ شَيْئاً وَ قِيلَ ادْخُلا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ )

“Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami, lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah, dan dikatakan (kepada keduanya): “Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)”.[ التحريم :10 ]

Dan adanya perbedaan diantara manusia dikarenakan perbedaan agama ini lebih layak lagi.

Berkata Al Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsir nya (4/394) dalam ayat ini :
Allah berfirman :

كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ

“Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami.”

Yaitu : dua nabi dan rasul yang bersama keduanya di kehidupan mereka siang malam, memberi makan keduanya dan tidur bersama, dan bergaul dengan keduanya dengan amat dekat.

(Dan dua duanya khianat kepada kedua nabi) yaitu : dalam iman, tidak sesuai keimanan keduanya, begitu juga keduanya tidak membenarkan misi rasul, tidak di dapati sedikit pun dari itu, atau membela keduanya dari sesuatu yang bahaya, oleh  kerana nya Allah berfirman, maka keduanya itu tidak dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah;

Yaitu : karena kufur nya mereka. Dan dikatakan kepada dua perempuan tadi :

“Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)”.

3. Adapun jika seorang wanita memiliki suami lebih dari satu, maka yang pisah karena cerai, maka lepas sudah pernikahannya dengan perceraian, maka jelas bagaimana perpisahan keduanya diakhirat, sebagaimana keduanya berpisah di dunia.

Adapun jika dia wafat meninggalkan istrinya yang masih dalam perlindungannya, kemudian istri nikah lagi, maka ada tiga pendapat dari para ahli ilmu, tentang siapa yang bersama dia di surga :

Pertama : wanita tadi akan bersama orang yang paling baik perilaku dan pergaulan nya ketika di dunia, tapi tidak ada dalil nya untuk pendapat ini, cuma hadits yang “Munkar” tidak bisa di pakai hujjah.

Kedua : dia di kasih pilihan, maka dia pilih yang dia mau, tapi saya tidak tahu dalilnya yang berpendapat seperti itu. Dua pendapat ini disebutkan oleh Imam Al Qurthubi dalam kitabnya yang terkenal “At Tadzkirah fii ahwaalil mautaa wa umuuril aakhirah” (Pelajaran seputar keadaan orang-orang yang mati dan keadaan Akhirat). Jilid 2/278.
Dan syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin memilih yang kedua dan sebagian ulama sekarang.

Ketiga : dia bersama suami yang terakhir di dunia, yang meninggal dan dia dalam perlindungan nya, atau suami meninggal dan dia tidak menikah lagi.

Dan dalilnya adalah riwayat Al Baihaqi dalam Sunan nya jilid 7/69
Dari Hudzaifah semoga Allah meridhainya bahwa dia berkata kepada istrinya :
“Jika engkau ingin menjadi istriku di surga maka janganlah engkau menikah lagi setelah aku meninggal, karena seorang wanita di surga akan menjadi istri bagi suaminya yang terakhir di dunia. Karenanya Allah mengharamkan istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menikah lagi setelah meninggalnya Nabi, karena mereka adalah istri-istri Nabi di surga”

Dan hadits Abu Darda’ semoga Allah meridhainya, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
“Wanita mana pun yang ditinggal mati suaminya, kemudian si wanita menikah lagi, maka dia menjadi istri bagi suaminya yang terakhir”.

Dan di shahih kan Al Allaamah Al Albaniy semoga Allah merahmatinya dalam “As Silsilah Ash Shahihah” no 1281, dan saya belum pernah tahu adanya rekomendasi shahih dari seorang sebelum beliau.

Dan, jika benar hadits nya, maka tidak perlu berpaling kepada yang lain, dan tidak usah di bawa-bawa ke hadits yang lain, oleh karena nya, pendapat yang ke tiga, pendapat yang paling bisa di pakai, dan yang paling kuat.
Dan Allah lebih tahu.

4. Adapun jika tidak punya suami di masa hidupnya, Maka Allah akan nikahkan dia dengan orang yang akan menggembirakan dia di surga. Karena pernikahan adalah termasuk kenikmatan yang di janjikan untuk penduduk surga. Dan merupakan perkara yang di senangi oleh jiwa dan di harapkannya.

Dan Allah berfirman :

وَ فِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الأَنْفُسُ وَتَلَذُّ الأَعْيُنُ وَ أَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“Dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya. [ الزخرف : 71 ] .

Dan seyogyanya bagi seorang muslim, untuk menyibukkan diri dengan memohon kepada Allah akan surga kenikmatan nya secara umum.

Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung.

Dan barangsiapa yang masuk surga maka wajib bagi Allah untuk meridhainya. Dan Allah lah yang memberi petunjuk.

Nukilan sekaligus editan

Faedah dari Syaikh Abu Muhammad Abdul hamid bin Yahya Al-Hajuriy Az-za’kariy hafidzahullah.
Alih bahasa : Abu Adam Abdusy-Syakur Singaraja Al-Baliy hafidzahullah.

buku png

Naskah asli

(( مسألة يسأل عنها الكثير من الناس ))

قالوا إذا كان الرجال في الجنة يكرمهم الله بالحور العين جزاءً لهم فما نصيب المرأة التي دخلت الجنة في كل حالةٍ ممّا يلي :

1- إذا كانت متزوجة في الدنيا ، و دخلت الجنة هي وزوجها .

2- ‘اذا كانت متزوجةً في الدنيا و دخلت الجنة ، أمّا زوجُها فدخل النار أعاذنا الله و إياكم منه .

3- إذا توفيت قبل أن تتزوج في الدنيا .

4- إذا تزوّجت أكثر من مرّة في الدنيا .

الجواب:

1- إذا كان الزوجان من أهل الجنّة
فإنّ الله تعالى يجمعُ بينهما فيها ، بل يزيدهُم من فضلِه فيُلحِقُ بهم أبناءهم ، و يرفع دَرجات الأدنى منهم فيُلحقه بمن فاقه في الدرجة ، بدلالة إخباره تعالى عن حملة العرش من الملائكة أنّهم يقولون في دُعائهم للمؤني { … ربنا وأدخلهم جنات عدن التي وعدتهم ومَن صلح مِن آبائهم وأزواجهم وذرياتهم إنك أنت العزيز الحكيم } [ غافر : 8 ] .
و قوله تعالى { والذين آمنوا واتبعتهم ذريتهم بإيمان ألحقنا بهم ذريتهم وما ألتناهم من عملهم من شيء … } [ الطور : 21 ].

2- أمّا إن كان أحد الزوجين من أهل النار
فإمّا
= أن يكون كافراً ، فهذا يُخلَّد فيها ، و لا ينفعه كون قرينه من أهل الجنّة ، لأنّ الله تعالى قضى على الكافرين أنّهم ( خَالِدِينَ فِيهَا لا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ و لا هُمْ يُنْظَرُونَ ) [ البقرة : 162 و آل عمران : 88 ] .
و قضى تعالى بالتفريق بين الأنبياء و زوجاتهم إن كنّ كافرات يوم القيامة ، فقال سبحانه : ( ضَرَبَ الَّهُ مَثَلاً لِلَّذِينَ كَفَرُوا امْرَأَةَ نُوحٍ وَ امْرَأَةَ لُوطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ الَّهِ شَيْئاً وَ قِيلَ ادْخُلا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ ) [ التحريم :10 ] ، فكان التفريق بين سائر الناس لاختلاف الدين أولى .
قال الحافظ ابن كثير [ في تفسيره : 4 / 394 ] عند هذه الآية الكريمة :
قال تعالى (كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ ) أي : نبين رسولين عندهما في صحبتهما ليلاً ونهاراً يؤاكلانهما و يضاجعانهما و يعاشرانهما أشد العشرة و الاختلاط ، ( فَخَانَتَاهُمَا ) أي : في الإيمان لم يوافقاهما على الإيمان ، و لا صَدَقاهما في الرسالة ، فلم يُجدِ ذلك كله شيئاً ، و لا دفع عنهما محذوراً ، و لهذا قال تعالى ( فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ الَّهِ شَيْئاً ) أي : لكُفرهما ، و قيل للمرأتين ( ادْخُلا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ ) .اه .

3- أما إن كان للمرأة في الدنيا أكثر من زوجٍ ،
فإنّ من فارقَها بطلاق حُلّ زواجه بطلاقه ، فتعيّن افتراقهما في الآخرة كما افترقا في الدنيا ،

و أمّا إن مات عنها و هي في عصمته ، ثم تزوّجت غيره بعده ، فلآهل العلم ثلاثة أقوال في من تكون معه في الجنّة :

• القول الأول : أنّها مع من كان أحسنَهُم خُلقاً و عشرةً معها في الدنيا ، و لا دليل على هذا القول ، إلا حديثٌ منكرٌ لا يصلح حجّة عليه .•

و الثاني : أنها تُخيَّر فتختار من بينهم من تشاء ، و لا أعرف دليلاً لمن قال به . و هذان القولان ذكرهما الإمام القرطبي في كتابه الشهير التذكرة في أحوال الموتى و أمور الآخرة [ 2 : 278 ] . و اختار الثاني منهما الشيخ محمد الصالح العثيمين رحمه الله ، و بعض المعاصرين .

و القول الثالث : أنها تكون في الجنّة مع آخر زوجٍ لها في الدنيا ، أي مع من مات وهي في عصمته ، أو مات عنها و لم تنكح بعده ، و يدلّ على هذا القول ما رواه البيهقي في سنه [ 7 / 69 ] عن حذيفة رضي الله عنه ثم أنه قال لامرأته إن شئت أن تكوني زوجتي في الجنة فلا تزوجي بعدي فإن في الجنة لأخر أزواجها في الدنيا فلذلك حرم الله على أزواج النبي صلى الله عليه وسلم أن ينكحن بعده لأنهن أزواجه في الجنة ، و حديث أبي الدرداء رضي الله عنه أنّ رسول الله صلى الله عليه و سلّم قال : ( أيما امرأة توفي عنها زوجها ، فتزوجت بعده ، فهي لآخر أزواجها ) و قد صحه العلاّمة الألباني رحمه الله [ في السلسلة الصحيحة 1281] ، و لم أقف على تصحيح أحدٍ قَبلَه له .
و إذا صح الحديث فلا يُُُعدَل عنه إلى غيره ، و لا يُعدَلُ به غيرُه ، فلذلك كان القول الثالث أولى الأقوال بالاعتبار ، و أرجَحَها ، و الله أعلم .

4- أما إذا لم يكُن للمرأة زوجٌ من أهل الدنيا في حياتها ؛
فإنّ الله تعالى يزوّجها بمن تقرُّ به عينُها في الجنّة ، لأنّ الزواج من جملة النعيم الذي وُعد به أهل الجنّة ، و هو ممّا تشتهيه النفوس ، و تتطلّع إليه ، و قد قال تعالى : ( وَ فِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الأَنْفُسُ وَتَلَذُّ الأَعْيُنُ وَ أَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ ) [ الزخرف : 71 ] .
و ينبغي للمسل أن يشتغل بسؤال الله تعالى الجنّة و نعيمها على وجه الإجمال ، ( فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ) ، و من دخَلها فحق على الله أن يُرضيه ، و الله الموفّق .

منقول مع تعديل

1 thought on “Bersama Suami Yang Mana Dia Di Surga ?”

Tinggalkan Balasan Ash Habul Hadits