Buletin Jum'at

Buletin Jum’at 28 – Penyimpangan Aqidah Menjelang Kematian

Buletin Jum'at 28

Buletin AL-AMIN – Edisi: 28/Jum’at/26/7/1436

PENYIMPANGAN AQIDAH MENJELANG KEMATIAN

بسم الله الرحمن الرحيم
:الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، أما بعد

Sungguh telah kita dapati kebanyakan dari manusia terjatuh ke dalam penyelisihan kepada ajaran Islam. Ketika orang sakit sudah sangat berat sakitnya maka mereka membisikan kesyirikan dan penyimpangan kepadanya, dan ini sebagaimana terjadi kepada Abu Tholib, ketika Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam berkata kepadanya:

«يا عم! قل: لا إله إلا الله كلمة أحاج لك بها عند الله»

“Wahai paman! ucapkanlah “Tidak ada sesembahan yang benar kecuali Alloh”, dia adalah suatu kalimat yang aku akan memberi syafa’at padamu dengannya di sisi Alloh”.

Maka diantara orang-orang musyrik mengatakan kepada Abu Tholib:

أترغب عن ملة عبد المطلب؟

“Apakah kamu akan benci dengan agama Abdul Muthollib?”. Dengan sebab itu Abu Tholib keadaannya seperti yang dikatakan:

فكان آخر كلامه أن مات على ملة عبد المطلب

“Maka keberadaan akhir ucapannya adalah dia mati di atas agama Abdul Muthollib”.

Demikianlah upaya orang-orang sesat, mereka tidak akan diam dari mempengaruhi umat Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam, dan ucapan seperti itu kita juga sering dengarkan dari orang-orang adat, ketika kita da’wahkan mereka kepada Tauhid yang dida’wahkan oleh para Nabi maka ucapan mereka atas sebagian yang lainnya: “Apakah kita akan menyelisihi nenek moyang kita?, kita hidup karena sebab mereka?!”.

Ini sama dengan yang dikatakan oleh umat terdahulu dari kalangan orang-orang kafir:

(مَا سَمِعْنَا بِهَٰذَا فِي آبَائِنَا الْأَوَّلِينَ)

“Tidaklah kami mendengar terhadap (seruan) ini dari nenek moyang kami terdahulu”.

Dan termasuk yang diyakini oleh kelompok orang-orang yang menyimpang dari da’wah Tauhid adalah anggapan mereka bahwa ada doa khusus yang akan membuat mereka untuk masuk Jannah, ketika ditanyakan, mereka pun tidak memberitahukannya kecuali hanya kepada anak mereka, bila kita menyelidiki ternyata dia adalah doa yang sesat dan menyesatkan, terkadang mereka hanya mengucapkan “Hu, hu, hu….”, diucapkan berulang-ulang kali, diantara mereka berkeyakinan bahwa hal itu bila diucapkan akan menjadikan pelakunya masuk Jannah, ini semua adalah anggapan yang sangat salah, karena “Hu” adalah huruf Arob yang tidak berma’na, bila hal tersebut diambil dari akhir nama “Allohu” maka ini adalah suatu perendahan dan tidak beradab kepada Alloh, karena Alloh Ta’ala telah berkata:

(وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا)

“Dan bagi Alloh nama-nama yang indah maka berdoalah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama tersebut”.

Dan Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam telah memerintahkan:

«لقنوا موتاكم: لا إله إلا الله؛ فإنه من كان آخر كلمته: لا إله إلا الله دخل الجنة)

“Bimbinglah orang-orang yang akan mati diantara kalian dengan “Tidak ada sesembahan yang benar kecuali Alloh”, karena sesungguhnya barang siapa di akhir perkataannya “Tidak ada sesembahan yang benar kecuali Alloh maka dia masuk Jannah”.

Demikianlah bimbingan Ar-Rosul Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam, adapun yang tidak mengikuti bimbingan beliau kebanyakan mereka terjatuh ke dalam kesyirikan, terkadang di akhir hayat mereka bersengaja meminta para dukun menyertainya, para dukun pun membimbingnya untuk berbuat kesyirikan, dan perbuatan mereka pun dibenarkan, maka ini jelas menunjukan tentang kerusakan mereka dan pengingkaran mereka kepada ajaran Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam, beliau berkata:

«من أتى كاهنًا فصدقه بما يقول فقد كفر بما أنزل على محمد»

“Barang siapa mendatangi dukun lalu membenarkannya terhadap apa yang dikatakannya maka sungguh dia telah mengkufuri terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad (Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam)”.

Ketika seseorang mendatangi dukun atau meminta kepada dukun supaya datang kepadanya maka sungguh dia telah berada di atas penyelisihan terhadap apa yang diajarkan oleh Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam.

Orang yang masih hidup saja ketika melakukan perbuatan tersebut maka amalannya akan rusak, Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam berkata:

«من أتى كاهنًا لم تقبل له صلاة أربعين يومًا»

“Barang siapa mendatangi dukun maka tidak akan diterima baginya sholatnya selama 40 (empat puluh) hari”.

Kalau seseorang akhir hayatnya melakukan kesyirikan maka hukuman baginya adalah ancaman neraka sebagaimana orang-orang musyrik lainnya dari kalangan orang-orang kafir, Alloh Ta’ala berkata:

(إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ أُولَٰئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ)

“Sesungguhnya orang-orang kafir dari kalangan Ahlul Kitab dan orang-orang yang berbuat kesyirikan berada di dalam neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya, mereka itu adalah orang-orang yang paling jeleknya makhluk”.

TANYA:  Apa keutamaan sholat dhuha?. Dan sholat dhuha dimulai dari jam berapa dan batasnya sampai jam berapa?. (Pertanyaan dari Limboro-SBB).

JAWAB: Keutamaannya sebagaimana keutamaan melaksanakan sholat sunnah yang lainnya, yaitu Alloh Ta’ala mencintai orang yang melakukannya, Alloh Ta’ala berkata di dalam hadits Al-Qudsiy:

«ولا يزال عبدي يتقرب إلي بالنوافل حتى أحبه»

“Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sholat-sholat sunnah sampai Aku mencintainya”.

Dan yang paling utama pelaksanaannya adalah pada waktu seperti yang disebutkan oleh Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam:

«من صلى الفجر فقعد في مصلاه حتى تطلع الشمس ثم صلى ركعتين كانت له كعدل عمرة»

“Barang siapa melakukan sholat shubuh lalu duduk di tempat sholatnya sampai terbit matahari kemudian dia sholat dua roka’at maka baginya seperti mengimbangi umroh”.

Dari hadits ini menunjukan keutamaannya dengan ketentuan setelah sholat shubuh adalah berdzikir atau membaca Al-Qur’an di tempat dia lakukan sholat, setelah matahari terbit maka baru boleh baginya untuk sholat dhuha dua roka’at atau lebih.
Juga dari hadits tersebut memberikan faedah bahwa waktu sholat dhuha dimulai dari terbitnya matahari dan akhir waktunya ketika matahari tergelencir, yaitu mendekati masuknya waktu zhuhur, dan ini masih masuk dalam penamaan awal siang, Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam berkata:

«يا ابن آدم! تقرب إلي بأربع ركعات أول النهار أكفِك آخره»

“Wahai anak Adam mendekatkanlah dirimu kepada-Ku dengan empat roka’at pada awal siang maka Aku cukupkan bagimu pada akhirnya”.

TANYA: Apakah ada dalilnya pengkhususan sholat dhuha dengan membaca surat Adh-Dhuha?. (Pertanyaan dari Limboro-SBB).

JAWAB: Tidak ada dalil mengkhususkannya, setiap orang memilih dari surat-surat yang dia telah hafal, kalau dia menghafal surat Adh-Dhuha dan yang lainnya maka boleh baginya untuk terkadang membaca Adh-Dhuha dan terkadang pula membaca yang lainnya, dia membaca sesuai apa yang dia kehendaki dari surat-surat yang telah dia hafal.

*******

PERMATA SALAF

Al-Imam Abu Abdillah Al-Qurthubiy Rohimahulloh berkata:

ويرحم الله السلف الصالح، فلقد بالغوا في وصية كل ذي عقل راجح، فقالوا: مهما كنت لاعبا بشيء فإياك أن تلعب وبدينك

“Dan semoga Alloh merohmati salaf (para pendahulu) yang sholih, karena sungguh mereka telah benar-benar sampai pada pemberian wasiat kepada setiap orang berakal yang sehat, mereka mengatakan: “Walaupun keberadaanmu adalah suka main terhadap sesuatu, akan tetapi hati-hati kamu dari bermain pada agamamu! “.

3 thoughts on “Buletin Jum’at 28 – Penyimpangan Aqidah Menjelang Kematian”

  1. Bismillah
    Assalamu’alaikum,
    Afwan, sekedar memastikan, apa hanya ana yang kesulitan untuk download Buletin edisi 13 dan 28, karena berkali-kali ana coba sampai hari ini masih tidak bisa, kalau di klik yang keluar hanya file jpeg. Barakallahu fiikum.

    Like

Tinggalkan Balasan Ash Habul Hadits