Tanya Jawab

Soal-Jawab Bersama Ahli Ilmu (Edisi Rabi’ul Awwal 1434 H)

Soal-Jawab Bersama Ahli Ilmu

(Edisi Bulan Robi’ul Awwal 1434 H)

images (3)

بسم الله الرحمن الرحيم 

الحمد لله وأشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، اللهم صل وسلم على محمد وعلى آله أجمعين، أما بعد:

Berikut ini adalah sebagian soal-soal dari para ikhwah di tanah air yang dititipkan ke saya untuk dicarikan jawabannya, sekalipun secara ringkas karena keterbatasan waktu dari para masyayikh dan si perantara.

SOAL PERTAMA:

Ada seorang ikhwah yang istrinya dalam keadaan sakit yang mana ari-arinya di bawah dan kandungannya tidak normal dan membahayakan ibu. Darah juga mengucur. Bagaimana seandainya janinnya diaborsi ?

Jawab Asy Syaikh Yahya Al Hajuriy حفظه الله:

Diobati saja dengan baik, jangan sampai digugurkan, kecuali jika hampir bisa dipastikan bahwasanya janin tadi bisa menyebabkan kematian ibu.

SOAL KEDUA:

Apakah boleh kita membeli tanah yang masih terikat perjanjian sewa-menyewa atau yang masih disewa orang dan belum habis masa sewanya?

Jawab Asy Syaikh Yahya Al Hajuriy حفظه الله:

Jika tuan tanah menghentikan kontrak sewa, dia harus mengembalikan uang sewa sesuai dengan kadar yang telah berjalan. Sebaiknya tunggu sampai kontrak sewa selesai, baru tanah itu dijual.

SOAL KETIGA:

Apa boleh beli obat pada tabib Cina, akan tetapi kata sebagian orang: “Tabib tersebut kadang memakai bantuan jin”?

Jawab Asy Syaikh Yahya Al Hajuriy حفظه الله:

Beli saja obat pada orang yang lain.

 

SOAL KEEMPAT:

Apakah boleh seorang pengajar mengajar anak perempuan yang belum dewasa dari balik dinding? Karena di tempat itu tidak ada ustadz. Jika tidak diajari ustadz, anak tadi akan disekolahkan di sekolah formal.

Jawab Asy Syaikh abu Amr Al Hajuriy حفظه الله :

Apakah anak perempuan itu kerabat dari sang pengajar? Jika tidak, maka jauhilah praktek pengajaran tadi karena pada umur tersebut anak perempuan sudah bisa menimbulkan fitnah dan sudah bisa dinikahkan.

SOAL KELIMA:

Apa hukum adanya dua imam dalam satu masjid?

Jawab Asy Syaikh Zayid Al Wushobiy حفظه الله :

Tidak mengapa imam masjid itu lebih dari satu, saling menggantikan ketika ada yang kena udzur, sebagaimana Nabi صلى الله عليه وسلم pernah digantikan karena udzur.

SOAL KEENAM:

Ada seorang ikhwah punya adik ipar yang perempuan yang belum baligh yang sering masuk ke rumah dia. Sekarang sudah semakin besar dan dia mau ikut belajar dengan akh tadi ketika mengajar istrinya. Apa boleh ipar tadi meminum air susu istri akh tadi agar menjadi mahrom?

Jawab Asy Syaikh Abu Amr Al Hajuriy حفظه الله :

Jika anak itu di bawah dua tahun, penyusuannya sah. Tapi jika umurnya telah lebih dari dua tahun, maka tidak sah karena susuan yang teranggap itu adalah karena laparnya anak. Adapun jika ipar itu di balik hijab, tidak apa-apa, yang terlarang adalah khulwah (menyendiri dan bersepi-sepi) dan safar berduaan dengannya.

 

SOAL KETUJUH:

Apa hukum memakai title Haji bagi orang yang telah usai dari menunaikan ibadah haji?

Jawab Asy Syaikh Abu Amr Al Hajuriy حفظه الله :

Gelar Haji Fulan untuk panggilan sehari-hari itu keliru, sebagaimana gelar Musholli Fulan misalkan. Memang di Yaman juga sudah biasa mereka memanggil orang yang berhaji dengan Haji Fulan, dan ini keliru. Demikian pula yang sudah tua tapi belum berhaji, mereka juga memanggilnya dengan “Wahai Haji.”

 

SOAL KEDELAPAN:

Ada akh yang dakwah di Rumah sakit yang banyak kemungkaran yang ma’lum terjadi walaupun dia ngajar di aula. Dia juga dakwah di masjid-masjid. Para ikhwah merasa risih untuk hadir di sana, dan jadi ejekan hizbiyyin. Bagaimana nasihat untuk akh tadi?

Jawab Asy Syaikh Abu Amr Al Hajuriy حفظه الله :

Jika akh tadi ke Rumah Sakit karena harus berobat, maka dia dapat pahala dengan sekalian berdakwah di situ. Tapi jika dia sekedar sengaja memenuhi undangan mengajar di masjid Rumah Sakit dan banyak ikhtilath di sekitarnya, sebaiknya dia tak usah mengajar di situ. Cukuplah dia mengajar di masjid-masjid yang lebih bersih dari ikhtilath.

SOAL KESEMBILAN:

Apa batasan hujan yang dengannya seseorang itu mendapatkan keringanan untuk sholat wajib di rumah?

Jawab Asy Syaikh Muhammad bin Hizam حفظه الله :

Jika hujannya itu bisa sampai membasahi baju atau mengganggu orang yang terkena air hujan itu, maka itulah udzurnya.

SOAL KESEPULUH:

Sampai kapankah seorang yang sholat itu mengisyaratkan telunjuknya dalam tasyahhud?

Jawab Asy Syaikh Abu Amr Al Hajuriy حفظه الله :

Seusai sholawat. Jika sampai usai doa juga tak apa-apa. Tak perlu sampai usai salam.

Jawab Asy Syaikh Muhammad bin Hizam حفظه الله :

Seusai doa. Tak perlu sampai salam.

SOAL KESEBELAS:

Siapakah Asy Syaikh Fadhl Ilahi itu? Bolehkah kita membaca kitab-kitab beliau?

Jawab Asy Syaikh Yahya Al Hajuriy حفظه الله:

Asy Syaikh Fadhl Ilahi yang mana? Pengarang kitab apa?

Jawab si penanya: Beliau adalah pengarang kitab: “Fadhoil Sholat Jama’ah,” “Miftahur Rizqi Fi Dhouil Kitab Was Sunnah,” dan lainnya.

Jawab Asy Syaikh Yahya حفظه الله : Beliau itu adalah saudara Asy Syaikh Ihsan Ilahi Zhohir, aku pernah ketemu beliau di Brithonia, beliau orangnya tawadhu’, sudah meninggal, semoga Alloh merohmati beliau. Kitab-kitabnya bagus.

 

SOAL KEDUA BELAS:

Apakah orang yang terpotong jari telunjuknya wajib untuk mengisyaratkannya saat bertasyahhud?

Jawab Asy Syaikh Abu Amr Al Hajuriy حفظه الله :

Telah terbentuk ijma’ bahwasanya orang yang terpotong tangannya tidak wajib cuci tangan saat berwudhu. Maka bagaimana dengan isyarat saat tasyahhud? Tidak wajib baginya isyarat.

Jawab Asy Syaikh Jamil Ash Shilwiy حفظه الله :

Isyarat ketika tasyahhud adalah dengan jari telunjuk, jika orang itu tak punya telunjuk tadi, maka gugurlah syariat isyarat tadi dari dirinya.

Insya Alloh sampai di sini dulu, semoga bermanfaat. Insya Alloh dilanjutkan di kesempatan yang lain.

سبحانك اللهم وبحمدك لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك

والحمد لله رب العالمين

Dammaj, 29 Robi’ul Awwal 1434 H

Tinggalkan Balasan Ash Habul Hadits